Langsung ke konten utama

PEREMPUAN PEMBANGUN PERADABAN MASA KINI

 

Nilai perempuan di masa kini masih ada yang menilai sebelah mata, ada yang menilai bahwa perempuan hanya dianggap sebagai pekerja domestik dan tidak bisa memberikan kontribusi di dunia luar. Karena alibi menggelitik yaitu perempuan dianggap lebih menggunakan "perasaan",sehingga dinilai tidak bisa objektif dan profesional di dunia kerja, akademik, politik dan lainnya. Perempuan yang semangat untuk mengejar pendidikan nya, mengejar karirnya di dunia politik, sosial, ekonomi dan profesi lainnya  dianggap sia-sia dan asing karena stigma yang melekat pada perempuan itu (baca: dapur, kasur, sumur). Karena dianggap melawan fitrahnya sebagai perempuan (baca : dapur, kasur, sumur). Isu yang melekat pada perempuan ini menjadikan perempuan terbatas gerakannya, ingin berkarya tapi dianggap tidak mampu. 

Stigma negatif yang selalu melekat pada perempuan (baca:dapur, kasur, sumur) membangkitkan semangat perempuan untuk membangun sebuah gerakan emansipasi diantaranya adalah kesearaan gender. Sejarah islam menunjukkan bahwa yang melakukan usaha emansipasi untuk pertama kalinya adalah agama Isalm itu sendiri. Datangnya islam mampu membangkitkan kesadaran perempuan di arab akan jati dirinya dan muslimah secara keseluruhan. Islam berhasil mengakhiri perilaku yang diskriminatif terhadap perempuan. Salah satu sejarawan barat bernama Will Durant mengakui tentang perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam meningkatkan hak perempuan, serta perjuangan untuk pengakuan terhadap perempuan yaitu betapa tingginya kedudukan seorang perempuan di dalam Islam. (Rakhmat, 1999:125) Salah satu sabda Nabi Muhammad SAW mengenai kedudukan perempuan tertuang didalam hadits berikut ini : Siapa yang memiliki anak perempuan, dia tidak membunuhnya dengan dikubur hiduphidup, tidak menghinanya, dan tidak lebih mengunggulkan anak laki-laki dari pada anak perempuan, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga (HR. Abu Daud dan Ahmad)

Gambaran perempuan yang baik dalam islam dapat disebutkan dalam Al Qur'an ialah MAryam Binti Imran. Bahkan nama Maryam diabadikan dalam surat di Al Qur'an. Maryam merupakan tipe perempuan yang baik, seorang ibu dari tokoh yang terkemuka baik di dunia maupun di akhirat. Al Qur'an menjelaskan dalam surat At Tahrim ayat 16 bahwa Maryam adalah sosok yang selalu menjaga kesucian dirinya, serta mengisi waktu seluruhnya untuk pengabdian terhadap Allah SWT. Karena kebaikannya tersebut, Maryam diberikan karunia yaitu seorang anak yang sekaligus menjadi kekasih Allah, ialah Nabi Isa. Cerita tentang Maryam ini sangat menakjubkan hingga diuang didalam surat Maryam ayat 16-34. Berdasarkan cerita tersebut, nilai seorang Perempuan bukan dilihat dari keindahan parasnya, tetapi keindahan akhlaknya yang senantiasa menjaga kesucian diri dan mengabdi pada Allah SWT. (Tedi, 2018:16)

Allah memberikan kedudukan yang tinggi kepada perempuan. Keistimewaan yang diberikan oleh perempuan yaitu memiliki rahim. Puntuk mengandung, melahirkan, kemudian menyusui, semua yang ditanggung perempuan, yang sudah disebutkan tadi, mustahil untuk ditanggung laki-laki. Itu sebabnya, perempuan memegang peran yang begitu besar akan seperti apa generasi selanjutnya.Perempuan yang berpendidikan akan menciptakan generasi yang luar biasa hebatnya. Ilmu "Parenting" perempuan yang berpendidikan akan berbeda dengan yang tidak. Berpendidikan yang ditulis disini maknanya bukan lah harus meraih pendidikan setinggi mungkin, melainkan yang gemar mencari ilmu. Dan ilmu tersebut bisa didapatkan dari banyak media. Karena itulah penting bagi seorang wanita untuk terus menggali ilmu. Sehingga kemuliaan perempuan dihadapan Allah itu luar biasa. Dari perempuan lahir keturunan kemudian dididik oleh perempuan untuk menjadi keturunan yang baik dan banyak memberikan manfaat bagi bangsa dan Agama.

Islam mengajarkan untuk memperlakukan perempuan dengan mulia, dan tidak memperlakukan secara diskriminatif. Al Qur'an menyebutkan bahwa nilai ideal perempuan bukan di nilai dari fisiknya, melainkan dari kesalihan, kesucian dan ketegaran dalam mempertahankan keyakinan. (Tedi, 2018:20) Peran perempuan dalam membangun peradaban juga dinilai layak dan tidak bisa diremehkan karena sejarah membuktikan banyak perempuan yang turut berkontribusi dalam pembangunan. Oleh sebab itu, sebagai perempuan kita perlu meneruskan semangat tokoh-tokoh terdahulu yang sudah memperjuangkan hak-hak perempuan. Mari kita sama-sama berjuang untuk memberikan kontribusi terbaik dari diri kita terhadap bangsa, agama serta keluarga. Hal tersebut juga secara mutandis dan mutantis dapat menunjukan bahwa perempuan masa kini, adalah perempuan yang berkualitas, dan mampu membangun peradaban yang lebih baik.

Oleh:  Aisyah Nur Rahmah, S.H., M.Kn (Anggota Departemen Kebijakan Publik)

Referensi :

Rakhmat. J. 1999. Islam Alternatif. Bandung: Mizan

Arifah Millati Agustina, Peran Sosial Domestik Perempuan dalam Tafsir Ibnu Katsir Sebuah Tinjauan Hermeneutik, AHKAM, Volume 4 Nomor 2, November 2016

Tedi Supriyadi, Perempuan Dalam Timbangan Al-Qur'an dan Sunnah : Wacana Perempuan dalam Perspektif Pendidikan Islam, Jurnal Sosioreligi, Volume 16 Nomor 1, Maret 2018

Afandi, Derajat Perempuan Tinggi di Mata Islam, Memuliakannya Menjadi Kewajiban, Muhammadiyah.or.id, 2021

Suri, Noordjannah: Sejarah Membuktikan Peran Perempuan Islam Membangun Peradaban, Aisyiyah.or.id,19 Mei 2022

Zubairi, Pentingnya Tanggung Jawab dalam Rumah Tangga, Alif.id, 27 Januari 2022

Redaksi, Pentingnya Pendidikan Untuk Perempuan, Global Cyber News.com, 17 Agustus 2022

Gambar: its.ac.id 

Editor: Nadiya

Komentar