Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2023

PEREMPUAN DALAM KETERKUNGKUNGAN STIGMA PERAN PUBLIK

  Napak tilas perempuan sampai hari ini masih dalam posisi berjuang. Mengapa dikatakan berjuang, karena perempuan terus meraih dan mempertahankan stigma yang telah menjadi adat dan kebudayaan khususnya di Indonesia. Bahwa perempuan memiliki ruang gerak yang terbatas, faktor tersebut dikarenakan perempuan memiliki tugas yang multifungsi, selain secara jenis kelamin perempuan dianggap sebagai second sex , kesulitan dalam menduduki posisi strategis dengan anggapan bahwa perempuan akan melahirkan dan mengurus rumah tangga. Dewasa ini perempuan lebih memiliki keterlibatan di ranah publik meskipun, belum sepenuhnya semua perempuan mampu melakukan hal tersebut. Istilah rasan-rasan dalam budaya jawa yaitu mengandung pengertian pembicaraan orang-orang   kepada orang lain mengenai hal yang berkonotasi negatif. Perempuan yang lebih sering di luar akan mendapatkan rasan-rasan   dari tetangganya, sehingga biasanya keluarga akan menekan keaktifan anak gadisnya dalam beraktifitas. Atau sering ditemu

URGENSI PEREMPUAN BERORGANISASI

Jika masih ada yang mengatakan bahwa tugas perempuan "kasur sumpur dan dapur", sudah bisa dipastikan orang itu berasal dari zaman purba. Seiring dengan perkembangan zaman dan perjuangan para pahlawan, sekarang ini perempuan sudah berhak untuk mengenyam pendidikan dan aktualisasi diri di berbagai lini kehidupan. Jangan ditanya seberapa penting peran perempuan, jawabannya tentu penting sekali. Di dalam islam dikatakan bahwa perempuan sebagai madrasah pertama artinya perempuan penentu peradaban. Dibalik hal itu, tentu perempuan harus membekali diri dengan berpengetahuan. Untuk membekali diri dengan pengetahuan diperlukan etos belajar yang tinggi. Bukan hanya mengenyam pendidikan atau menuntut ilmu di sekolah, tapi harus ada usaha lebih dari itu. Belajar tidak hanya di sekolah, tapi bisa dimana saja dan dengan siapa saja. Belajar tak mengenal waktu dan tempat, mulai dari membuka mata sampai dengan menutup mata. Keinginan untuk terus belajar harus dimiliki perempuan agar ia pant

FENOMENA FATHERLESS: SOSOK AYAH YANG DIRINDUKAN

  Sejatinya salah satu yang menentukan karakter dan kualitas seorang anak di masa depan adalah bagaimana kehadiran kedua orang tua dalam masa tumbuh kembangnya. Kehadiran ayah dan ibu bagaikan sebuah fondasi untuk membentuk karakter dan kualitas hidupnya kelak. Anak membutuhkan peran keduanya, bukan hanya ibu atau hanya ayah tetapi anak membutuhkan peran ibu dan juga ayah. Pada kenyataannya beberapa masih beranggapan bahwa mendampingi dan mengasuh anak hanya tanggung jawab seorang ibu. Mindset yang berkembang di masyarakat, ibulah yang bertanggung jawab mengasuh anak, sementara ayah hanya bertanggung jawab mencari nafkah. Tidak semua anak beruntung bisa mendapat kesempatan merasakan hangatnya kehadiran dan pengaruh positif kedua orang tua mereka. Sebagian mereka memang memiliki orang tua yang lengkap secara fisik, tetapi belum tentu merasakan kehadiran peran asuhan kedua orang tua mereka. Fenomena tersebut disebut juga fatherless yaitu kondisi ketika seorang anak tidak merasakan kehadi

SEKSISME BERITA: MENGULIK PENULISAN JURNALISTIK

Dahulu saya kira, orang-orang yang menulis berita atau surat kabar adalah orang-orang terpelajar yang dapat menyuarakan pembebasan itu sendiri. Keberadaan berita menjadi salah satu sumbangsih memerdekakan suara masyarakat. Posisi berita yang independen dan aktual,  tanpa melihat ras, suku, agama, dan lain sebagianya. Namun dewasa ini, narasi berita yang dimuat dalam media sedikit menciutkan dan mempertanyakan kepenulisan media itu sendiri. Bagaimana tidak? Narasi berita seperti, "Perempuan cantik asal Jombang," "Atlet manis dari Jakarta," dan narasi-narasi berita yang menyudutkan perempuan serta mengudarakan seksisme. Kepenulisan berita seperti ini sedikit banyaknya dimuat pada pelbagai platform .  Merujuk pada kamus Oxford, Seksisme adalah perlakuan tidak adil yang merujuk pada gender tertentu, terlebih pada perempuan.Beberapa feminis menganggap, bahwa tindakan seksisme sebenarnya ada yang tidak disadari, bahkan terkadang seksisme dilakukan oleh perempuan sendiri.

PREVENTIF SEJAK DALAM RUMAH, JADIKAN ORANG TUA TEMPAT NYAMAN BERCERITA

Pagi itu sekitar pukul 11.00 WIB, disebuah ruangan kecil tempat dimana kami sedang berkumpul untuk membicarakan hal yang serius. Satu per satu dari kami ditanya, “Apa yang membuatmu cemas di masa remaja?” ujar Yunda Ratna Widyastuti, M.A., Psikolog. Salah satu senior yang kami jadikan sebagai panutan. Sejenak ruangan menjadi hening. Semua peserta seperti sedang diajak untuk menarik diri menuju kepada kejadian beberapa tahun silam, masa dimana mereka menjalani hari-hari sebagai seorang remaja. Semua tertunduk, mencoba mengingat satu demi satu kejadian, mengumpulkan serpihan-serpihan kenangan, merangkainya menjadi satu cerita yang layak untuk dikisahkan. Bergiliran, semua mendapat kesempatan untuk berbicara dan bercerita. Tentang bagaimana masa remaja yang mereka jalani kala itu. Ternyata, sesi materi Dinamika Psikologi Remaja kali ini justru menjadi moment bagi para peserta untuk melakukan releksi, tak jarang menjadi moment menumpahkan air mata yang (bisa jadi) selama ini disimpan sen

TIPE KEPEMIMPINAN LUFFY DALAM ONE PIECE LIVE ACTION

Serial yang satu ini bisa jadi adalah yang paling populer di seluruh dunia. One Piece merupakan seri manga Jepang yang ditulis dan diilustrasikan oleh Eiichiro Oda. Pada tahun 1999, episode pertama serial anime One Piece ditayangkan dan hingga kini sudah mencapai lebih dari seribu episode yang sudah rilis. Tahun ini, Netflix menayangkan serial One Piece Live Action yang dirangkum dalam 8 episode yang plotnya dimulai dari East Blue Saga , di mana Monkey D. Luffy bertemu dengan bajak laut berambut merah saat masih kecil dan bersumpah akan menjadi raja bajak laut. Popularitas One Piece mulai terasa menarik saat Menteri Keuangan  Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati mengunggah fotonya yang menggunakan topi khas milik bajal laut Monkey D. Luffy. Kemudian, kehadiran One Piece Live Action inilah yang akhirnya membuat penulis memutuskan untuk tenggelam ke dalam dunia nakama . Dalam bahasa Jepang, nakama adalah kata yang memiliki arti teman, rekan satu tim, atau rekan kerja. Nakama memili

BERPUAS DIRI, SUMBER KEHANCURAN HIDUP MANUSIA

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, ia diberikan akal dan nafsu agar bisa melakukan kehidupannya secara beriringan. Salah satu bagian yang paling penting dalam kehidupan manusia adalah mampu mengontrol dirinya, terutama dalam hal ini adalah hawa nafsunya. Kenapa hawa nafsu menjadi hal yang perlu diperhatikan disini karena   hawa nafsu   merupakan salah satu dari tiga perkara yang membinasakan manusia. Seperti halnya sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Tiga perkara yang membinasakan: sifat sukh (rakus dan bakhil) yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan ‘ujub seseorang terhadap dirinya”. Selain itu juga pernah dijelaskan sebelumnya dalam Firman Allah terkait bahaya dari hawa nafsu adalah: “Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), Karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang.” (Qs. Yusuf 53). Jika dijabarkan lebi