Langsung ke konten utama

TIPE KEPEMIMPINAN LUFFY DALAM ONE PIECE LIVE ACTION

Serial yang satu ini bisa jadi adalah yang paling populer di seluruh dunia. One Piece merupakan seri manga Jepang yang ditulis dan diilustrasikan oleh Eiichiro Oda. Pada tahun 1999, episode pertama serial anime One Piece ditayangkan dan hingga kini sudah mencapai lebih dari seribu episode yang sudah rilis. Tahun ini, Netflix menayangkan serial One Piece Live Action yang dirangkum dalam 8 episode yang plotnya dimulai dari East Blue Saga, di mana Monkey D. Luffy bertemu dengan bajak laut berambut merah saat masih kecil dan bersumpah akan menjadi raja bajak laut.

Popularitas One Piece mulai terasa menarik saat Menteri Keuangan  Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati mengunggah fotonya yang menggunakan topi khas milik bajal laut Monkey D. Luffy. Kemudian, kehadiran One Piece Live Action inilah yang akhirnya membuat penulis memutuskan untuk tenggelam ke dalam dunia nakama. Dalam bahasa Jepang, nakama adalah kata yang memiliki arti teman, rekan satu tim, atau rekan kerja. Nakama memiliki makna tentang hubungan dekat seperti keluarga.

Setelah menyelesaikan seluruh episode One Piece Live Action, penulis menemukan banyak hal yang bisa dipelajari dari petualangan Luffy si Topi Jerami. Salah satunya adalah mengenai tipe kepemimpinan yang dilakukan oleh Luffy hingga akhirnya terbentuk sebuah tim yang solid untuk mencapai tujuan bersama. Dalam One Piece Live Action terdapat lima kru yang mengarungi samudera di atas kapal Going Merry, mereka adalah Monkey D. Luffy (Inaki Godoy), Roronoa Zoro (Mackenyu), Nami (Emily Rudd), Usopp (Jacob Romero), dan Sanji (Taz Skylar). Setiap kru memiliki latar kisah dan karakter yang sama sekali berbeda. namun Luffy pada akhirnya mampu membuat mereka semua untuk sepakat berlayar bersama mengarungi Grand Line untuk menemukan One Piece.

Daniel Goleman dalam bukunya yang berjudul Leadership That Gets Results, menyebutkan bahwa kepemimpinan seseorang terbagi dalam 6 tipe: commanding (memerintah), visionary (visioner), affiliative (afiliatif), democratic (demokratis), pace-setting (penentu kecepatan), dan coaching (pembimbing).

 

Temuan penulis dalam One Piece Live Action adalah:

Seni menyamakan tujuan

Pertemuan Luffy kecil dengan seorang bajak laut bernama Shanks akhirnya membuat Luffy bertekad untuk menjadi bajak laut suatu hari nanti. Mimpinya adalah menjadi bajak laut yang lain dari bajak laut kebanyakan. Pesan Shanks yang diingat Luffy adalah, "kekerasan bukan solusi di setiap situasi."

Luffy menjadi sosok pemimpin yang afiliatif, demokratis juga visioner dalam proses 'rekrutmen' kru kapal Going Merry. Tipe afiliatif ini terbukti pada adegan Luffy menyelamatkan Zoro yang dihukum oleh Kapten Morgan. Setelahnya, Zoro menjadi orang pertama yang bergabung menjadi kru. Kemudian, dalam adegan pencurian peta Grand Line bersama Nami, Luffy menerapkan tipe kepemimpinan demokratis dengan mempercayakan Nami untuk memecahkan kode rahasia pada kotak penyimpanan peta. Tipe kepemimpinan afiliatif dan demokratis inilah yang membuat Luffy juga pada akhirnya berhasil menunjukkan keberhasilannya menjadi pemimpin visionary yang dibuktikan dengan kesediaan seluruh kru untuk bergabung tanpa merasa ada paksaan. 

Memaksimalkan potensi

Kekuatan yang dimiliki Luffy adalah tubuhnya bisa meregang seperti karet. Selain itu, kekuatan lain yang dimiliki Luffy adalah rasa percaya dirinya yang tinggi dan keyakinan yang kuat bahwa dirinya akan menjadi Raja Bajak Laut. Jika diperhatikan, Luffy juga memiliki kemampuan yang apik dalam mendeteksi dan memaksimalkan potensi yang dimiliki kru lain, seperti saat Luffy berhasil mengajak Usopp bergabung. Meskipun Usopp memiliki sisi buruk senang membual, namun Luffy percaya bahwa mereka akan membutuhkan seorang penembak jitu seperti Usopp. Kisah yang sama juga terjadi pada Sanji. Tidak hanya pandai mengolah makanan, Sanji juga memiliki kemampuan beladiri sehingga Luffy menganggap dirinya butuh untuk mengajak Sanji bergabung meski pun tujuan Sanji ialah untuk menemukan All Blue dan bukan One Piece. Luffy memang tidak memiliki kemampuan menembak seperti Usopp dan kemampuan memasak seperti Sanji, tapi Luffy sudah menerapkan tipe kepemimpinan coaching dengan memberi kesempatan Usopp dan Sanji untuk mempraktikkan langsung kemampuan yang mereka miliki.

Porsi kecil commanding dan pace-setting 

Meskipun Luffy adalah seseorang yang terlihat sombong dan bicaranya kasar, namun uniknya tipe kepemimpinan commanding adalah yang paling terakhir dilakukan oleh Luffy. Setelah memastikan bahwa dirinya sudah berhasil mengakomodasi kebutuhan pribadi anggota timnya, tipe kepemimpinan commanding barulah muncul dari seorang Luffy yang ditunjukkan di akhir episode 8. Untuk tipe kepemimpinan pace-setting, Luffy bisa dibilang sama sekali tidak menerapkannya. Salah satu buktinya adalah ketika hubungan Luffy dan Cobby. Pertemanan mereka berdua dimulai ketika bertemu di kapal bajak laut Alvida, namun saat Luffy memutuskan untuk menjadi bajak laut, Cobby justru memilih untuk menjadi angkatan laut. Padahal, angkatan laut pekerjaannya adalah memusnahkan bajak laut. Biar begitu, Luffy membiarkan keinginan Cobby dan tidak memaksakan keinginannya untuk tetap bersama dengan teman pertamanya dalam petualangan One Piece ini. 

Itulah dia beberapa tipe kepemimpinan sosok Monkey D. Luffy dari sudut pandang penulis yang baru memulai petualangan menjadi penikmat One Piece. Popularitas One Piece memang bukan hanya isapan jempol belaka, karena di dalamnya terdapat banyak nilai yang dijadikan pelajaran kehidupan. Gomu-gomu!

Oleh: Nadiya Hasna Amrina (Kadep Penelitian PWNA Lampung)

Gambar: ceoworld.biz, alphacoders.com

Komentar