Langsung ke konten utama

MENYOAL HUKUM KAUSALITAS KENAKALAN REMAJA

 

Transisi seseorang dari anak-anak menjadi dewasa disebut dengan masa remaja. Ciri yang menandai perubahan menuju masa remaja ialah dengan adanya berbagai perubahan dari fisik, biologis maupun psikis . Dalam agama Islam, lebih dikenal dengan istilahaqil baligh. Dari sisi biologis, laki-laki dan perempuan mengalami perubahan yang signifikan dengan ciri dan tanda yang berbeda diantaranya laki-laki mengalami mimpi basah sedangkan perempuan menstruasi. Dari sisi psikis, biasanya mereka sama-sama mengalami perubahan emosional baik itu bersifat positif ataupun negatif.  Adanya perubahan secara emosional memengaruhi tumbuh kembang mereka baik untuk diri mereka sendiri ataupun kehidupan sosialnya.

Gejolak emosi yang kadang tidak bisa mereka kontrol membuat sikap atau perilaku mereka diluar batas wajar dengan nilai yang tertuang di masyarakat sehingga acap kali mereka dilabeli dengan kata nakal. Kenakalan remaja bisa terjadi juga ketika si anak melanggar etika, norma dan hukum yang berlaku. Kenakalan remaja bisa dikategorikan dalam dua jenis, yakni pelanggaran kecil dan pelanggaran besar. Biar begitu, keduanya tetap memberikan dampak negatif yang merugikan diri sendiri, orang lain atau kelompok. Adapun macam-macam kenakalan remaja diantaranya tidak taat terhadap peraturan sekolah, merokok, memakai narkoba, mencuri, melakukan perumdungan, berkelahi,  minum-minuman keras sampai dengan seks bebas.

Baru-baru ini media sosial dikagetkan oleh kasus bullying yang dilakukan anak laki-laki terhadap teman sebayanya, dimana si anak laki-laki bertingkah layaknya jagoan memukuli, menendang, menarik, menyeret, menampar, dan jenis kekerasan fisik lainnya sampai temannya babak belur dan si korban tidak melakukan perlawanan apapun. Peristiwa ini terjadi di SMP salah satu kota di Jawa Tengah. Sontak penulis merasa miris, sesak, sedih, marah gusar semua emosi rasanya campur aduk ketika menyaksikan video yang diunggah oleh akun ahmadsabroni88 di laman Instagram-nya. Kasus ini menjadi salah satu contoh nyata kenakalan remaja yang sangat parah karena menimbulkan korban, yang tentu pemulihannya tidak bisa hanya mengandalkan waktu karena bukan hanya fisik tergores tapi jiwa si korban juga bisa tersayat dimana sembuhnya membutuhkan penangan khusus, sehingga luka tersebut tidak hilang sampai ia menginjak masa dewasa atau tua kemudian mengalami gangguan mental health berkepanjangan. Parahnya, luka ini mungkin bisa menjadi sebuah dendam dan lingkaran setan itu terus terjadi lagi kejadian serupa pada generasi penerus dan jika terjadi pada banyak anak bisa juga memengaruhi peradaban sebuah bangsa. Lalu, apa solusinya?

Mengobati dan mencegah

Penyelesaian lapis paling luar dari kasus ini bisa diatasi dengan cara pelaku diringkus, kemudian dibawa ke meja hukum dan diberikan sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Selain itu, hal ini harus di viralkan agar para pelaku diluar sana yang tidak tersorot kamera bisa melihat dan muncul rasa takut dalam dirinya sehingga urung untuk melakukan tindakan serupa. Intinya, peraturan dan hukuman yang diberikan harus tegas dan jelas agar para ada efek jera pada pelaku.

Jika ditinjau lebih mendalam akar masalahnya, solusinya adalah melakukan pencegahan dengan proses mendidik. Pendidikan paling dasar sangat mungkin untuk dilakukan di rumah. Hal ini selaras dengan istilah yang disampaikan oleh Febrianti Almeera- penulis buku Saat Ibu menjadi Ibu- yaitu strong from home. Sering kali, permasalahan yang terjadi di luar terkhusus permasalahan yang disebabkan oleh remaja atau anak  berasal dari tidak tuntasnya anak saat menerima pendidikan di rumah kemudian terbawa kedalam dunia pergaulan, si anak menumpahkan segala emosi negatifnya ke lingkungan sebagai tempat mencari pembuktian atau hanya sebagai ajang ingin jadi pusat perhatian karena mereka tidak mendapatkannya di rumah. Maka, penting sekali bagi orang tua atau calon orang tua  untuk belajar ilmu parenting dengan baik agar permasalahan seperti ini bisa diminimalisasi.       

Selalu ada sebab dan akibat atas segala peristiwa yang terjadi, termasuk kenakalan remaja sendiri. Menurut pembaca, siapakah pihak yang bertanggung jawab atas maraknya peristiwa kenakalan remaja di negeri ini? Sistemkah? Atau adakah hal lain? 

Oleh: Abi Melin Monitaria

Gambar: Freepik

Editor: Nadiya

Komentar