Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2024

CEGAH ANEMIA UNTUK PENURUNAN ANGKA STUNTING

Anemia pada remaja putri sering kali menjadi masalah kesehatan yang terabaikan, padahal dampaknya sangat signifikan bagi perkembangan generasi mendatang. Salah satu dampak jangka panjang dari anemia pada remaja putri adalah meningkatnya risiko stunting pada anak yang dilahirkan kelak. Oleh karena itu, upaya untuk mengatasi anemia pada remaja putri menjadi langkah awal yang krusial dalam menurunkan angka stunting di masa depan. Anemia pada remaja terutama remaja putri, disebabkan oleh berbagai faktor seperti kurangnya asupan zat besi, vitamin B12, dan asam folat, serta infeksi cacing atau malaria. Anemia dapat menyebabkan penurunan kapasitas fisik dan mental, gangguan konsentrasi, serta penurunan produktivitas belajar. Lebih dari itu, anemia pada remaja putri yang berlanjut hingga masa kehamilan dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah dan meningkatkan risiko stunting. Stunting, yang ditandai dengan tinggi badan yang kurang untuk usia anak, merupakan indikator malnutrisi k

WOMEN, TRYING TO EMPOWER THE POWERLESS

  Women empowerment merupakan sebuah usaha untuk mencapai kesetaraan gender, karena perempuan juga memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam berbagai aspek kehidupan. Konsep dan gerakan pemberdayaan perempuan ini sangat penting karena memiliki banyak manfaat yang mendasar dalam berbagai aspek kehidupan. Berdaya dalam banyak sisi kehidupan sebagai seorang perempuan yang berdikari menjalani banyak peran. Benarkah di dunia ini perempuan telah mampu mengeksplor seluruh bentuk berdaya dan mampu memberdayakan yang belum berdaya dalam ranah sosial budaya, pendidikan, politik, dan ekonomi? Tugas dan peran perempuan sangat banyak maka pemberdayaan perempuan merupakan upaya memampukan perempuan untuk mendapat akses dan kontrol terhadap sosial, budaya, pendidikan, politik dan ekonomi agar perempuan dapat mengatur diri dan meningkatkan rasa percaya diri untuk mampu berperan dan berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah,sehingga mampu membangun kemampuan dan konsep diri. Pemberdayaan perem

GIAT NORMALISASI DALAM LITERASI

K egiataan membaca, menulis dan memahami sebuah pembelajaran baik dari buku atau dari seorang guru sudah umum kita lakukan sejak mulai di bangku sekolah dari taman kanak-kanak sampai dengan sekolah menengah atas bahkan ada yang sampai jenjang perguruan tinggi. Lazimnya kita membaca buku materi yang diberikan dan menulis apa yang diperintahkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah sesuai dengan zamannya, jarang yang mempunyai niat dan kebiasaan membaca buku atau memahami suatu hal karena keinginan dari diri sendiri. Mungkin ada tapi sedikit sekali, hal ini sesuai dengan peringkat literasi yang diduduki oleh negara kita yaitu ranking 62 dari 70 negara yang dirilis oleh UNESCO pada tahun 2022 lalu. Apalagi dengan maraknya kanal sosial media yang menyediakan fitur video, baik video pendek atau panjang membuat minat baca masyarakat kita semakin lemah. Mungkin suka baca tapi baca chat atau caption jarang yang suka baca buku. Dari beberapa orang yang pernah saya ajak untuk memulai m

SEMUA DIMULAI DARI LAYAR PONSEL

  Pernahkah kamu berpikir, berapa lama waktu yang dihabiskan untuk menggulir beranda media sosial? Atau berapa banyak kita membuka Whatsapp untuk membalas pesan-pesan dari kerabat atau teman? Di zaman yang serba daring, hampir semua waktu manusia dihabiskan dalam ruang-ruang maya. Saat ini, belanja barang dan membeli makan saja bisa lewat ponsel, hanya membuka aplikasi dan pencet tombol sana-sini. Namun tanpa kita sadari, beriringnya hidup dengan ponsel berdampak pada kebiasaan kita, yang secara tidak sadar juga mempengaruhi pemahaman kita, bahkan menjadi pola pikir kita. Pernahkah kamu sadar, kita seringkali mengecek ponsel, padahal belum tentu ada yang penting di dalamnya. Hanya mengecek notifikasi, melihat foto-foto lama, menggulir dan menggeser layar saja. Menurut data terbaru dari We are Sosial di Tahun 2024, rata-rata penggunaan sosial media orang Indonesia mencapai lebih dari 3 jam perhari. Parahnya, data State of Mobile Tahun 2024, orang Indonesia menggunakan ponsel lebih dari

DIALOG MASA LALU: INTERPRETASI MODERN DARI SURAT R.A KARTINI

  Berbicara terkait interpretasi modern menurut Bakhtin setiap teks yang ada merupakan bagian dari jaringan dialog yang lebih luas. Karena bacaan yang sering kita baca bisa menghasilkan analisa yang berbeda dari tiap pembacanya. Untuk memahami sebuah teks, kita perlu melihat bagaimana ia berbicara dengan teks-teks lain baik dengan melihat kondisi masa kini. Sedangkan menurut Barthes, dalam konteks modern, ini berarti interpretasi menjadi sebuah proses yang dinamis dan subjektif, di mana pembaca memiliki peran aktif dalam membentuk makna (Holquist, 2003; Barthes, 2016). Sejak kecil kita telah dikenalkan dengan Kisah R.A Kartini, terutama bukunya yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang. Namun, sebagian dari kita masih ada yang belum mengerti isi dari buku yang di tulis oleh Kartini. Jika ditelisik lebih mendalam, buku ini merupakan himpunan dan surat-surat yang ditulis oleh Kartini selama hidupnya. Berisikan ungkapan dari pemikiran perempuan jawa tentang pendidikan, dan emansipasi per

PERAN PEREMPUAN DALAM KEKERASAN DI RUANG PUBLIK

  Data Literasi Indonesia Literasi di Indonesia berdasarkan DataIndonesia.id mengalami peningkatan pada tahun 2023. Berdasarkan skor Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Indonesia sebesar 69,42 poin dari skala 0-100 pata tahun 2023. Laporan Perpustakaan Nasional (Perspusnas), skor IPLM Indonesia mengalami kenaikan 4,94 poin dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 64,48 poin. Kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara umum selama tiga tahun terahir pun mengalami peningkatan. berdasarkan hasil survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2023, literasi digital Indonesia berada di level 3,65 dari skala 1-5 poin, angka ini termasuk kategori tinggi dan nilai total indeksnya terus meningkat sejak tahun 2021. PISA atau Programme for International Student Assessment merupakan studi internasional yang menilai kualitas pendidikan. Hasil PISA pada tahun 2022 terkait literasi membaca menunjukkan Indonesia mengalami kenaikan pe

PEREMPUAN PRAKTISI PEMBANGUNAN

  Islam sudah sangat terang-terangan mengemukakan penghormatan untuk kaum Perempuan, namun masih ada tindakan yang memarjinalkan kaum perempuan. Saat ini bentuk memarjinalkan kaum perempuan tentu berbeda dengan kondisi perempuan di masa para nabi, menempatkan perempuan hanya dalam pekerjaan domestik adalah salah satu bentuk memarjinalkan. Namun seiring berkembangnya zaman dan kesadaran literasi yang sangat pesat, kaum perempuan saat ini mampu bersaing dalam pekerjaan. Banyak sekali perempuan-perempuan yang menempati kedudukan yang strategis dalam pekerjaan, tidak sedikit perempuan menjadi pimpinan sebuah perusahaan, dan tidak sedikit perempuan memiliki kesempatan sentral dalam sebuah pembangunan, mulai dari pembangunan sumber daya manusia, sumber daya alam, sampai infrastruktur. Bicara tentang pembangunan, pada dasarnya perempuan merupakan garda terdepan dalam persoalan ini. Pembangunan yang mendasar adalah pembangunan sumber daya manusia. Sumber daya manusia adalah ujung tombak da

FEMISIDA: KEKERASAN BERBASIS GENDER BERAKHIR KEMATIAN

  Istilah femisida pertama kali digunakan oleh Diana Russel pada International Tribunal on Crimes Against Women (1976) dan mengartikannya sebagai “pembunuhan misoginis terhadap perempuan oleh laki-laki”. Femisida sering kali berakar pada ketidaksetaraan gender, diskriminasi, dan kekerasan sistemik yang dialami oleh perempuan . Jamshed M. Kazi, menyatakan bahwa pembunuhan terhadap perempuan berdasarkan gender dipengaruhi oleh keyakinan teguh yang menganggap perempuan tidak berharga hanya karena mereka tidak mematuhi norma sosial yang berlaku di masyarakat, norma-norma mengenai maskulinitas, dan relasi kuasa yang tidak seimbang antara laki-laki dan perempuan. Bunuh Diri Akibat Kekerasan Berbasis Gender (gender base violenceinstigated suicide) , juga disebut sebagai bentuk femisida tidak langsung. Kasus-kasus yang terjadi di Indonesia Belakangan banyak orang yang membicarakan dan menonton film berjudul Vina: Sebelum 7 Hari yang sedang tayang di bioskop. Film ini berkisah tentang se