Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, sering kali menghadapi stereotip dan kritik dari generasi sebelumnya. Mereka dianggap malas, kurang fokus, dan terlalu bergantung pada teknologi. Dalam artikel ini, kita akan membahas alasan-alasan di balik pandangan ini, menganalisisnya dari perspektif psikologi, dunia kerja, dan teknologi, serta menawarkan solusi untuk membangun pemahaman yang lebih baik antar generasi. Dari perspektif psikologi, stereotip negatif terhadap Gen-Z sering kali berakar pada fenomena yang dikenal sebagai "generation gap." Perbedaan nilai, budaya, dan kebiasaan antara generasi dapat menyebabkan ketidakpahaman dan penilaian yang tidak adil. Gen-Z tumbuh dalam era digital, di mana teknologi memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari mereka. Generasi sebelumnya, yang mungkin tidak mengalami perubahan teknologi secepat ini, sering kali melihat ketergantungan pada teknologi sebagai kelemahan. Selain itu, Gen-Z sering kali dianggap memili
Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Lampung